Rabu, 23 Januari 2013

PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA

      I.                   JUDUL
TITRASI ASAM BASA
II.                TUJUAN
Untuk menentukan normalitas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat
III.             ALAT DAN BAHAN
1.      Gelas arloji
2.      Corong
3.      Labu ukur 100 ml
4.      Erlenmeyer 250 ml
5.      Aquadest
6.      Indicator PP
7.      Batang pengaduk
8.      Timbangan
9.      Buret 50 ml
10.  Piala gelas
11.  Asam oksalat 0,63 gram
12.  NaOH encer
IV.             DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.
Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator.
V.                CARA KERJA
Membuat Larutan NaOH 0,1 N
1.      Timbang 0,4 gram NaOH dengan timbangan
2.      Dilarutkan di dalam piala gelas dengan aquadest
3.      Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml melalui corong
4.      Piala gelas dibilas sampai bersih
5.      Air bilasan dimasukkan ke dalam labu ukur
6.      Di encerkan dengan aquadest sampai tanda batas
7.      Dikocok 12 kali
Penetapan Titar NaOH 0,1 N
1.      Timbang asam oksalat sebanyak 0,063 gram pada kertas timbang/kaca arloji
2.      Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
3.      Kaca arloji dibilas dengan aquadest
4.      Cairan pembilas dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
5.      Dilarutkan dengan air sampai dengan 25 ml
6.      Tambahkan indicator PP 2 tetes
7.      Titar dengan larutan NaOH 0,1 N
8.      Penitaran diakhiri setelah terjadi perubahan warna dari tidak tidak berwarna menjadi merah jambu/pink.

VI.             PENGOLAHAN DATA
Pembakuan NaOH
Mg asam oksalat
Volume NaOH
63 mg
12 ml
63 mg
11 ml
63 mg
12 ml

Kadar NaOH
Titrasi pertama
Kadar NaOH        = V asam oksalat x N asam oksalat/ V naoh
                              = 63 mg x 0,1/12 ml
                              = 0,525 N
Titrasi kedua
Kadar NaOH        = V asam oksalat x N asam oksalat/ V naoh
                              = 63 mg x 0,1/11 ml
                              = 0,5727 N
Titrasi ketiga
Kadar NaOH        = V asam oksalat x N asam oksalat/ V naoh
                              = 63 mg x 0,1/12 ml
                              = 0,525 N
Rata-rata
0,525 N + 0,5727 N + 0,525 N     = 1,6227 N/3
                                                      = 0,5409 N







VII.          PEMBAHASAN
Reaksi yang terjadi antara asam oksalat dengan NaOH adalah sebagai berikut :
2NaOH + H2C2O4                 Na2C2O4 + 2H2O
Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang digunakan adalah penolftalein atau PP 1 % ,pada saat indicator ditambahkan warna larutan tetap bening,setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak 12 ml larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda. Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer electron. Berbagai indicator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda,sehingga menunjukan warna pada range pH yang berbeda. Indicator penolftalein adalah indicator yang dibuat dengan kondensasi anhidrida fthalein dengan fenol.  Jika indicator ini digunakan,maka akan menunjukan pH yang berkisar antara 8,2 – 10,0 atau berlangsung antara basa kuat dengan asam kuat.
      Dari hasil praktikum,di dapatkan normalitas NaOH melalui perhitungan sebagai berikut :
Rata-rata
0,525 N + 0,5727 N + 0,525 N     = 1,6227 N/3
                                                      = 0,5409 N
Jadi kadar NaOH pada proses titrasi yan dilakukan adalah sebanyak 0,5409 N .
Terjadinya kesalahan dalam melakukan praktikum ini disebabkan oleh beberapa factor,diantaranya:
1.      Kesalahan pada saat penimbangan asam oksalat
2.      Kesalaha pada saat memasukan asam oksalat pada labu ukur
3.      Dan kesalahan kecil lainnya termasuk pembersihan pada bagian muka bagian atas buret yang tidak di lap oleh tisu .
Ada dua cara untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi,
1.     Memakai pH meter untuk memonitor pH selama titrasi dilakukan. Kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut dinamakan titik ekivalen. Cara ini jarang dilakukan karena harus menggunakan sarana yang mendukung.
2.     Memakai indicator asam basa, indicator ditambahkan 2 hingga 3 tetes pada titran sebelum proses  titrasi dilaukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi. Pada saat inilah titrasi dihentikan.

Perubahan warna diharapkan tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Agar mendapatkan hasil titrasi yang maksimal. Warna yang cocok adalah warna yang berada di tengah-tangah. Tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

VIII.       KESIMPULAN
1.      Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan laruta basa yang sudah diketahui kadarnya,dan sebaiknya kadar suatu larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
2.      Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang digunakan adalah penolftalein atau PP 1 %.
3.      kadar NaOH pada proses titrasi yan dilakukan pada praktikum di atas adalah sebanyak 0,5409 N.




DAFTAR PUSTAKA

Sudarmo Unggul,2006,Kimia untuk kelas XII SMA/MA,Jakarta,phibeta
http://surya-gumilank.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-titrasi-asam-basa.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar