Sebelumnya, tepatnya 2 taun yg lalu (lama amaaat..#hadeuuh)..aku pernah post tentang pengetahuan conan di http://myself-yasha.blogspot.com/2012/05/pengetahuan-conan.html tentang ilusi optik. Dan sebenernya masih bejibun pengetahuan conan laennya yang masih dan akan selalu bikin aku penasaran. Tapi..berhubung aku sibuk (nyibuk-nyibukin sendiri ajaa.. :D ), jadinya baru sempet nge post lagi soal conan..
Sekarang yang mw aku pelajarii..tentang cara kerja cairan luminol buat deteksi pernah ada darah ato engga. Cairan luminol ini dibuat dari bubuk luminol (C8H7O3N3) yang dicampur dengan hidrogen peroksida (H2O2) dan sebuah hidroksida (eg. KOH). Biasanya dimasukkan ke dalam botol semprot agar mudah menggunakannya. Larutan dari luminol ini
disemprotkan di daerah dimana darah mungkin ditemukan. Zat besi yang terdapat
di hemoglobin dalam darah berfungsi sebagai sebuah katalis untuk reaksi
chemiluminescence yang menyebabkan luminol menyala, sehingga sebuah cahaya biru
terproduksi ketika larutan itu disemprotkan di daerah dimana ditemukan darah.
Hanya sejumlah kecil dari zat besi yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi
tersebut. Cahaya biru itu berlangsung selama sekitar 30 detik sebelum akhirnya
memudar. Reaksi chemiluminescence
dari luminol bertanggung jawab atas cahaya yang dihasilkan oleh lightsticks. Reaksi ini digunakan oleh
para kriminalis untuk mendeteksi bercak-bercak darah di TKP (Tempat Kejadian Perkara).